Inovasi Mahasiswa KKN ITY Sulap Angin Jadi Air

Inovasi Mahasiswa KKN ITY Sulap Angin Jadi Air

13 Nov 2025       265

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Yogyakarta (ITY) tahun 2025 sukses menghadirkan inovasi sederhana namun bermanfaat besar bagi masyarakat pedesaan. Mereka berhasil membuat alat kincir angin pemompa air (WBSGI-001)  untuk kebutuhan irigasi sawah di Padukuhan Bobok, Kelurahan Seloharjo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul. Karya ini lahir dari keprihatinan para mahasiswa melihat masalah yang kerap dialami petani Bobok setiap musim kemarau. Pasokan air irigasi menjadi terbatas, sementara lahan persawahan cukup luas dan membutuhkan suplai air yang stabil. Melalui program KKN, mahasiswa ITY menggagas kincir angin sederhana berbasis energi terbarukan yang mampu memompa air tanpa menggunakan bahan listrik.

Pembuatan kincir angin ini melibatkan 15 mahasiswa dari berbagai program studi teknik, mulai dari Teknik Lingkungan, Teknik Industri, hingga Teknik Pertambangan. Mereka bekerja sama dengan warga selama kurang lebih 1 bulan. Menurut Ketua Tim KKN ITY 2025, Muhammad nur achmad, desain kincir angin ini disesuaikan dengan kondisi lapangan. Material utama menggunakan besi ringan, baling-baling dari pipa PVC yang dibentuk khusus, serta sistem gear sederhana yang terhubung dengan pompa air manual.

“Kincir ini bekerja dengan memanfaatkan energi angin. Saat baling-baling berputar, tenaga putar diteruskan ke pompa mekanik yang mampu mengangkat air dari sumur dangkal. Debit airnya cukup untuk mengaliri lahan sawah warga,” jelas Muhammad nur achmad.

Kepala Dukuh Bobok, Suparman, menyampaikan apresiasi tinggi atas karya mahasiswa ITY. Menurutnya, kincir angin ini menjadi jawaban dari keresahan warga soal irigasi.“Kami sangat berterima kasih. Mahasiswa bukan hanya hadir sebatas mengabdi, tetapi benar-benar memberi solusi nyata yang bisa dipakai masyarakat. Harapan kami, teknologi ini bisa mendapatkan perhatian khusus dan bantuan biaya untuk diperbanyak lagi, agar bisa dimanfaatkan oleh kelompok tani lain di wilayah Seloharjo,” ungkap Suparman.

Menurut dosen pembimbing lapangan KKN ITY 2025, Ir. Fadli, ST.,MT.,IPP, inovasi ini merupakan bentuk nyata penerapan ilmu di masyarakat. “Kami mendorong mahasiswa untuk tidak hanya meneliti di kampus, tetapi juga menghadirkan teknologi tepat guna yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Kincir angin ini salah satu contoh bahwa teknologi sederhana bisa berdampak besar,” ujarnya.

Para petani pun merasakan manfaat langsung. Dengan adanya kincir angin, mereka tidak lagi terlalu bergantung pada pompa diesel yang boros bahan bakar dan mengunakan alat ember untuk mengankut air. Air bisa mengalir secara terus-menerus selama angin bertiup, terutama pada musim kemarau.

Kehadiran mahasiswa KKN ITY 2025 di Padukuhan Bobok, Seloharjo, Kecamatan Pundong, Bantul, bukan hanya memberi pengalaman pengabdian bagi mahasiswa, tetapi juga meninggalkan warisan teknologi yang bermanfaat nyata bagi masyarakat. Kincir angin pemompa air (WBSGI-001) ini menjadi simbol kolaborasi antara dunia kampus dan warga desa dalam mengatasi persoalan pertanian dengan solusi inovatif dan ramah lingkungan. (Humas/Fadli)